indosiar.com, Kalimantan - Sebelum pergi berperang
suku Dayak Iban di Kalimantan Barat terlebih dahulu melakukan sebuah
ritual khusus yang disebut Ngayau. Upacara ini untuk memberikan kekuatan
magis pemuda - pemuda yang akan berperang dan agar dapat pula membawa
kepala musuh yang banyak.
Berbagai sesajen dipersiapan didalam upacara Ngayau ini seperti arak,
pulut, sirih, rotan dan babi. Para pemuda yang akan pergi berperang
berkumpul dan dipimpin kepala kampung membacakan mantra - mantra sembari
memutar - mutarkan kepala ayam diatas kepala mereka. Para pemuda
meminum arak yang dituangkan kepala kampung.
Para pemuda juga menuangkan arak sebanyak 3 kali untuk memberi
penghormatan kepada leluhur mereka, agar dapat memberkahi mereka yang
akan pergi berburu kepala manusia. Diiringi mantra para kesatria
menggigit mandau atau pedang. Setelah itu pemuda akan kebal dari aneka
senjata. Mereka juga diharuskan memakan pulut, lambang mempererat sesama
mereka dan leluhur.
Kepala kampung juga memakankan sirih kepada satria sebagai penutup.
Setelah dibacakan mantra - mantra maka pemuda - pemuda ini akan
kerasukan roh - roh leluhurnya. Mereka mengambil persenjataan dan
menuruni rumah betang. Di tangga terakhir rumah betang para satria ini
kembali menuangkan arak keatas beras ketan dan menginjak babi. Diiringi
teriakan teriakan magis babi pun dipotong.
Dahulunya upacara ini dilakukan untuk menaklukkan musuh dalam
perluasan kekuasaan suku Dayak Iban. Pemuda yang paling banyak
menaklukkan musuh dan membawa pulang kepala manusia maka dianggap
sebagai Satria Perang. Sedangkan kepala - kepala manusia tersebut hingga
kini masih disimpan dirumah - rumah betang dan dihadirkan dalam ritual -
ritual adat. (Andi Wardayanto/Dv).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar